Kisah Abu Bakar Al-Kattani, Sang Pelita Masjidil Haram
Ulama yang lahir di Baghdad memiliki nama panjang Muhammad bin Ali bin Ja’ffar Al Kattani dijuluki sebagai “Pelita Majidil Haram”. Awalnya ia pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji, tapi kemudian menetap disana hingga wafat pada 322 H / 934 M. Selama 30 tahun ia menetap di Mekah dan dikenal sebagai ulama yang tidak pernah tidur.
Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ja’far Al-Kattani adalah ulama sufi yang setiap hari selalu membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an. Setiap hari ia duduk di bawah pancuran air dalam Masjidil Haram, dan selama itu pula ia cukup berwudlu sekali dalam 24 jam. Setiap kali tawaf di Ka’bah, konon, ia sempat membaca 20 ribu ayat.
Dalam sebuah kisah dikemukakan, ketika masih remaja Abu Bakar Al-Kattani meminta izin kepada ibunya untuk pergi menunaikan ibadah haji. Namun, izin tersebut dolak oleh ibunya. Lantaran Al-Kattani mendesak terus, akhirnya hati ibunya luluh juga.
Baca Juga : Manaqib Abuya Syekh Salman Daim
Keesokan harinya ia pun berangkat. Dalam perjalanan melintasi padang pasir, Al-Kattani merasakan kelelahan yang luar biasa. Setelah memutuskan beristirahat, ia memiliki perasaan ganjil yang dirasakannya. ia menyadari bahwa perbekalan yang dibawahnya masih kurang, sehingga ia harus pulang kembali ke kampung halamannya di Baghdad.
Sampai di rumah, ia mendapati ibunya duduk termenung menantinya di balik pintu. Ibunya terlihat senang melihat anak semata wayangnya datang kembali pulang dari rencana menempuh perjalanan yang panjang. Melihat sikap Ibunya itu Abu Bakar Al-Kattani berkata untuk meminta kepastian akan kerelaannya yang sempat mengizinkannya berangkat haji.
“Bukankah ibu telah mengizinkan aku pergi? Tanyanya.
“Ya, memang, tapi tanpa engkau, aku tidak sanggup melihat rumah ini lagi. Sejak engkau pergi, aku duduk di sini, bertekad tidak akan beranjak dari sini sebelum engkau pulang kembali,” tutur sang ibu
Itulah sebabnya, sebelum ibunya meninggal dunia ia tidak mau mengarungi padang pasir lagi untuk berangkat haji. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan meninggalkan ibunya seorang diri, dan akan selalu berbakti kepadanya.
Abu Bakar Al-Kattani merupakan seorang sufi sekaligus sejarawan yang berbakti kepada ibunya. Ia juga di kenal sebagai ulama dan waliyullah. Dan yang paling mengherankan banyak orang, selama 30 tahun Abu Bakar Al-Khattani duduk sambil berzikir di bawah air mancur di dalam Majidil Haram. Itulah salah satu contoh keperkasaan Abu Bakar Al-Kattani yang tahan tidur sepanjang malam bersuci berwudhu hanya sekali dalam sehari semalam, karena selalu menjaga kesuciannya.
0 Comments